Peningkatan Literasi Membaca Masyarakat Kampung Sawah Bekasi untuk Mencegah Diseminasi Kekacauan Informasi di Media Sosial
DOI:
https://doi.org/10.58797/teras.0301.04Keywords:
dissemination, information chaos, reading literacy, social media explainAbstract
Abstract
Nowadays, the spread of news has become increasingly easy with the use of gadgets. However, this also increases the risk of misinformation whether disinformation, which is deliberately misleading, or misinformation, which is spread unintentionally. Kampung Sawah, a Betawi community, is unique for having three places of worship located close to each other. The residents, who follow Islam, Christianity, and Catholicism, have lived in harmony since before Indonesia’s independence. This unity has been maintained over generations due to shared traditions, culture, and language, despite religious differences. Amid the rise of hoaxes on social media, residents of Kampung Sawah including teachers, students, and parents of elementary school students in Jatimurni need to develop the ability to distinguish facts from misinformation and act wisely in preventing its spread. To support this, a training session was conducted, accompanied by educational posters, focusing on identifying hoaxes that could affect the values of harmony and tolerance. These posters play a crucial role in improving digital literacy, helping the community recognize factual information, classify misinformation, and prevent its dissemination. Furthermore, they aim to foster a more thoughtful approach in receiving, managing, and sharing information, ensuring that people are not easily influenced by fake news on social media.
Abstrak
Saat ini, penyebaran berita menjadi semakin mudah dengan adanya gawai, tetapi hal ini juga meningkatkan risiko penyebaran informasi yang keliru, baik disinformasi yang sengaja dibuat menyesatkan maupun misinformasi yang tersebar tanpa disengaja. Kampung Sawah, sebagai komunitas masyarakat Betawi, memiliki keunikan dengan keberadaan tiga tempat ibadah yang berdekatan. Masyarakat di sana terdiri dari pemeluk Islam, Kristen, dan Katolik yang telah hidup berdampingan secara harmonis sejak sebelum Indonesia merdeka. Kerukunan ini tetap terjaga berkat kesamaan adat, budaya, dan bahasa, meskipun terdapat perbedaan keyakinan. Di tengah maraknya hoaks di media sosial, warga Kampung Sawah, termasuk guru, murid, dan orang tua murid SD di Kelurahan Jatimurni, perlu memiliki kemampuan untuk mengenali fakta serta bersikap bijak dalam menyikapi dan mencegah penyebaran informasi yang tidak benar. Untuk itu, diadakan pelatihan yang dilengkapi dengan poster sebagai media edukasi, terutama dalam mengenali berita hoaks yang dapat memengaruhi nilai kerukunan dan toleransi. Poster ini berperan penting dalam meningkatkan literasi digital masyarakat, membantu mereka membedakan fakta dari informasi yang salah, serta mencegah penyebarannya. Selain itu, poster ini juga diharapkan dapat membentuk sikap lebih bijak dalam menerima, mengelola, dan menyebarkan informasi agar tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong di media sosial.
References
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2021). Pembelajaran literasi: Strategi meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains, membaca, dan menulis. Bandung: Bumi Aksara.
Cahana, N. (2020). Pembelajaran Daring dan Peran Ganda Orang Tua. Kompasiana.
Donald, M. (1991). Origins of The Modern Mind: Three Stages in The Evolution of Culture and Cognition. Cambridge MA: Harvard University Press.
Dwiningrum, S. I. A. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gumgum, G., Justito, A., & Nunik, M. (2017). Literasi media: Cerdas menggunakan media sosial dalam menanggulangi berita palsu (hoax) oleh siswa SMA. Pengabdian Kepada Masyarakat, 1 (1), 35–40.
Kandel, N. (2020). Information disorder syndrome and its management. NMA: Journal of the Nepal Medical Association, 58(224): 280-285.
Komariah, K., & Kartini, D. S. (2019). Media Sosial dan Budaya Politik Generasi Milineal dalam Pemilu. ARISTO, 7(2), 228-248.
Kurniawan, H., et al. (2018). Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Jambon: Gava Media Noorbani.
Musthafa, B. (2014). Literasi dini dan literasi remaja: Teori, Konsep, dan Praktik. Bandung: Crest.
Noorbani, M. A. (2019). Kerukunan Umat Beragama di Kampung Sawah Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi. Al-Qalam, 25(2), 285-308.
Olson, D. R. (1991). Literacy and Orality. Cambridge: CUP.
Ong, W.J. (1992). Writing is a technology that restructures thought. Dalam P.Downing, S.D. Lima & M. Noonan (Eds). The Linguistics of literacy. Amsterdam: John Benjamins.
Pangestu, P. (2018). Modal Sosial dan Kerukunan antarumat Beragama Studi Kasus: Komunitas Suara Kampung Sawah, Bekasi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Patnomodewo, S. (2000). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rahadi, D. R. (2017). Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(1), 58-70.
Santos-D’Amorim, K., & de Oliveira Miranda, M. K. F. (2021). “Misinformation, disinformation, and Malinformation: Clarifyng the Defenition and Examples in Disinfodemic Times”. Encontros Bibli: revista eletrônica de biblioteconomia e ciência da informação, Florianópolis, 26, 01-23,.
Wardle, C., & Derakhshan, H. (2018). Thinking about ‘information disorder’: formats of misinformation, disinformation, and mal-information. Journalism,‘fake news’& disinformation, 43-54.